Umar
Khayyam
Matematikawan, Astronom dan Penyair
'Umar Khayyām (18 Mei
1048 - 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya adalah Ghiyātsuddin
Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti
"pembuat tenda" dalam bahasa Persia.
Sang Matematikawan
Pada masa hidupnya,
ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan
bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin
Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki
Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM
dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII
pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius
(meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender
Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918).
Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Sang astronom
Pada 1073,
Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja
pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan terkemuka
lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat akurat (mengoreksi hingga enam desimal
di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari. Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi
astronominya. Ia pernah membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di
angkasa.
Umar Khayyām dan Islam
Filsafat Umar Khayyām
agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas apakah ia percaya akan
kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian
dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan
Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian. Sebaliknya, ia
mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua fenomena dari
kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia
menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam. Khayyām akhirnya
naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang muslim.
Omar Khayyam, Sang Skeptik
Dan, sementara Ayam
Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru -
"Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk
singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi."
Demikian pula bagi
mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah ESOK menatap, /
Seorang muazzin berseru dari menara Kegelapan / "Hai orang
bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!"
Mengapa, semua orang
Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia dengan begitu
cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk
Dicemoohkan / Ditaburkan, dan mulut mereka tersumbat dengan Debu.
Oh, datanglah dengan
Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu hal yang
pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya
adalah Dusta; / Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.
Diriku ketika masih
muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan Orang Suci, dan
mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terlebih lagi /
Keluar dari Pintu yang sama seperti ketika kumasuk.
Dengan Benih Hikmat
aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya agar bertumbuh; /
Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku datang bagai Air, dan bagaikan
Bayu aku pergi."
Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.
Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya.
Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.
Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya.
Dan Cawan terbalik
yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati, /
Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - karena Ia / Bergelung
tanpa daya seperti Engkau dan Aku.
Omar Khayyám, Penulis dan Penyair
Umar Khayyám kini terkenal bukan hanya keberhasilan
ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis
sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal
karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam
terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).
Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgerald lah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.
Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgerald lah yang paling terkenal. Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar